Opini

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA

NAMA MODUL : 1.4 BUDAYA POSITIF
NAMA PESERTA : NICO PERLAMBANG AGUNG, S.Pd.I

A. LATAR BELAKANG
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks Pendidikan saat ini, dan untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki motivasi internal. Jika kita belum memiliki motivasi internal maka kita perlu pihak lain untuk mendisiplinkan kita.


Dalam budaya kita, makna kata “Disiplin” dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan, kita cenderung menghubungkan kata “Disiplin” dengan ketidaknyamanan. Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak- anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi instrinsik, bukan ekstrinsik.


Tujuan Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam menuntun anak, guru harus mempunyai nilai dan peran sebagai pemimpin pembelajaran serta mengantarkan anak pada nilai profil pelajar Pancasila melalui kegiatan pembiasaan. Hal ini dapat dilakukan melalui penerapan budaya positif.


Budaya positif adalah keyakinan kelas yang disepakati bersama sebagai wujud perubahan kepada hal yang lebih baik untuk menjadi orang yang diinginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang dipercaya. Ketika anak sudah memiliki motivasi tersebut, anak telah memiliki motivasi instrinsik yang berdampak jangka panjang serta motivasi yang tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman atau penghargaan/hadiah. Mereka akan tetap berperilaku baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai, atau mencapai suatu tujuan mulia.


Budaya positif di sekolah memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh guru dan murid, diantaranya:
1. Membangun hubungan kerjasama antara murid, guru dan orang tua.
2. Menumbuhkan kesadaran dalam melakukan hal- hal yang baik.
3. Murid terbiasa dengan pola hidup teratur.
4. Menciptakan kepercayaan diri dan tanggung jawab.
5. Membangun karakteristik siswa, mengembangkan kegotong-royongan dan kerjasama antara guru, murid dan orang tua.
6. Menumbuh kembangkan motivasi instrinsik anak.
7. Membangun hubungan sosial yang bagus antar warga sekolah.
8. Menumbuhkan rasa aman dan nyaman.
9. Menumbuhkan kesadaran dari diri murid terhadap budaya positif.


Mengikuti kegiatan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) memberikan saya banyak inspirasi terutama bagaimana pengajar praktek menunjukkan bagaimana pembiasaan kesepakatan kelas demi kenyamanan dan kondusitifas kegiatan belajar tercapai. Hal ini memberikan inspirasi bagi saya untuk menerapkannya dalam kelas yang saya didik di sekolah tempat saya bekerja yaitu SMA Negeri 1 Tegalombo. Hal ini tidak terlepas dari keharusan bahwa siswa berhak mendapatkan kenyamanan ketika belajar dan sekolah menjadi tempat yang aman, menyenangkan dan menjadi idaman setiap peserta didik dimana sekolah idaman adalah sekolah yang mampu menciptakan kenyamanan dan memberikan kemerdekaan untuk hidup dan berkembang bagi peserta didik sesuai kodratnya. Sekolah tersebut terhindar dari segala macam bentuk penindasan, bulliying, kekerasan dan pemaksaan terhadap warga sekolah khususnya peserta didik. Sekolah tersebut akan berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan suasana yang penuh dengan keharmonisan dan pembiasaan positif.


Menjadi sebuah fakta ketika kebanyakan lingkungan sekolah belum memberikan keleluasaan kepada peserta didik. Peserta didik masih terkekang dengan budaya negatif. Peserta didik menghindari pelanggaran karena takut dikucilkan. Peserta didik menaati peraturan karena takut dihukum atau menerima konsekuensi yang berat dan dapat menurunkan nama baiknya. Akibatnya peserta didik melakukan kebaikan hanya pada saat di sekolah atau hanya pada saat di depan orang yang lain. Keteraturan yang mereka lakukan tidak berasal dari kesadaran diri mereka. Keteraturan tersebut bukanlah sebuah kebiasaan akan tetapi ketakutan dan mencari perhatian.


Maka disini dengan bekal ilmu dari PGP yang telah diikuti saya berusaha berkolaborasi mewujudkan sekolah yang memiliki iklim pendidikan berbudaya positif. Budaya yang mengakar kuat dan menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara kontinyu dan sadar oleh setiap warga sekolah. Semua pihak harus terlibat dalam pembiasaan positif tersebut sehingga menjadi budaya sekolah. Budaya yang dipegang teguh oleh seluruh warga sekolah dan menjadi ciri khas dari SMAN 1 Tegalombo. Budaya tersebut harus terintegrasi dalam seluruh kegiatan sekolah, baik dalam pra pembelajaran, proses pembelajaran ataupun di luar kelas seperti dalam kegiatan ekstrakurikuler demi terwujudnya generasi tangguh yang cerdas, beriman dan berbudaya lingkungan seperti visi sekolah dan tercapainya profil pelajar Pancasila. Setelah melakukan pembiasaan positif berupa kesepakatan kelas, saya akan imbaskan dalam diseminasi budaya positif kepada rekan-rekan guru sejawat SMAN 1 Tegalombo.

B. TUJUAN
Adapun tujuan aksi nyata yang dilakukan calon guru penggerak yaitu:
1. Mewujudkan Merdeka Belajar pada murid dengan memberikan kebebasan untuk mengemukakan pendapat mengenai keyakinan kelas yang mereka inginkan dan menuangkan ide/pendapat/gagasan mereka secara terbuka dan demokratis.
2. Mewujudkan disiplin positif anak yang kemudian menjadi budaya positif dimana pun mereka berada diawali dengan menjalankan keyakinan kelas yang disepakati bersama dengan kesadaran diri dan tanpa tekanan.
3. Membentuk karakter positif pada peserta didik melalui kegiatan pembiasaan positif, perilaku positif dan keteladanan dari semua warga sekolah.
4. Menumbuhkan motivasi intrinsik anak terhadap penanaman nilai-nilai kebajikan.
5. Mengembangkan nilai-nilai profil pelajar pancasila pada diri peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
6. Menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk proses belajar mengajar.
7. Mendidik murid untuk menjadi pribadi yang berkarakter serta bertanggung jawab.
8. Meningkatkan pemahaman warga sekolah tentang budaya positif.

C. TOLAK UKUR
Dalam melaksanakan aksi nyata ini indikator yang dapat dijadikan acuan bahwa Tindakan ini berjalan dengan baik adalah:
1. Terciptanya Merdeka Belajar pada murid dimana murid dengan bebas mengemukakan pendapat untuk keyakinan-keyakinan yang ingin mereka sepakati.
2. Terlaksananya desiminasi pemahaman budaya positif di sekolah.
3. Warga sekolah saling berintegritas dalam menjalankan keyakinan sekolah yang telah disepakati.
4. Peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan dan menjalankan kesepakatan kelas tanpa adanya tekanan.
5. Adanya komunikasi yang aktif antara guru dan murid.
6. Peserta didik dapat menjalankan keyakinan kelas secara luas (sekolah dan dirumah).
7. Pembelajaran berjalan menyenangkan dan berpihak kepada murid.
8. Peserta dapat mengamalkan nilai-nilai profil pelajar pancasila secara sadar dan kontinyu dalam proses belajar.
9. Peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan sadar mengamalkan nilai- nilai profil pelajar pancasila.

D. LINIMASA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN
Adapun linimasa tindakan yang akan saya lakukan untuk mewujudkan aksi nyata ini adalah sebagai berikut.
1. Meminta ijin dan dukungan dari kepala sekolah dan teman sejawat untuk menbuat aksi nyata tentang budaya positif di sekolah.
2. Komunikasi dan mencari masukan kepada seluruh warga sekolah meliputi kepala sekolah, guru, peserta didik, dan tenaga kependidikan terkait disiplin positif, kesepakatan kelas dan profil pelajar pancasila.
3. Memfasilitasi peserta didik untuk membuat kesepakatan kelas.
4. Mendesain kesepakatan kelas sebelum dicetak.
5. Mencetak poster keyakinan kelas.
6. Penandatanganan dan penempelan keyakinan kelas.
7. Mengajak rekan sejawat untuk membuat kesepakatan kelas yang sudah pernah dipraktikan di kelas dan mengundang sebagian guru untuk mengikuti diseminasi budaya positif.
8. Menyelenggarakan diseminasi budaya positif.
9. Membuat dokumentasi, menyusun refleksi dan rencana tindak lanjut dari hasil refleksi.

E. DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN
Untuk melancarkan pelaksanaan rancangan tindakan untuk aksi nyata yang telah penulis susun tentunya penulis memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Adapun dukungan yang penulis perlukan adalah dukungan dari seluruh warga sekolah termasuk pemangku kepentingan agar dapat melaksanakan aksi dengan lancar dan sebagai role model/ teladan bagi peserta didik dalam menanamkan budaya positif, berkolaborasi, bergotong royong dan bergerak bersinergis dalam menciptakan serta membiasakan budaya positif di sekolah serta partisipasi aktif orang tua di rumah dalam membiasakan budaya positif.
Adapun kegiatan diseminasi budaya positif bisa dilihat pada link berikut ini:

https://youtu.be/51IjVwm3w-4?si=RFzCGsgvpIyH6KwY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button *